Halaman

Selasa, 30 Juni 2015



1000 Buku untuk Sumba
Di Wangga, Kambera



Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Hal ini perlu difasilitasi dengan baik, sehingga mereka semakin antusias untuk belajar dan menemukan hal-hal baru. Salah satu hal yang dilakukan untuk menjawab rasa ingin tahu mereka adalah dengan membaca buku. Namun realita yang terjadi di Sumba adalah terbatasnya buku-buku yang menjawab kebutuhan anak-anak tersebut.


Gerakan 1000 Buku untuk Sumba yang dirintis oleh anak-anak muda sejak 2011 tergerak untuk melakukan hal kecil, yaitu mengumpulkan buku bacaan dan dikirim ke Sumba. Keberadaan buku-buku bacaan ini merupakan bentuk dukungan untuk anak-anak dan masyarakat di Sumba.
  


Kegiatan 1000 Buku untuk Sumba diawali di Wangga, tepatnya di rumah Bapak Kaleb Dadi, orang tua Septi Dadi, salah seorang aktivis 1000 Buku untuk Sumba yang saat ini sedang kuliah di Yogyakarta. Di rumahnya, sebagai awal rangkaian kegiatan 1000 Buku untuk Sumba yang berupa pemutaran film, aktivitas anak dan membaca buku Cantrik. Kegiatan yang diadakan 29 Juni 2015 di desa Wangga memutar film edukasi untuk anak-anak berjudul ‘Boncengan’ karya teman-teman dari sanggar Cantrik.



Ternyata anak-anak di Wangga cukup banyak dan cukup cepat akrab dengan kami, sehingga aktivitas dapat berjalan semarak dan anak-anak aktif dalam bertanya jawab. Mereka juga didukung untuk berani jujur, seperti tema film Boncengan. Selain itu ada aktivitas anak dan membaca buku bersama.







Kegiatan ini juga didukung oleh Stube-HEMAT Yogyakarta, Stube-HEMAT Sumba, Sanggar Cantrik Yogyakarta dan Wilton Paskalis (mahasiswa Sumba yang sedang kuliah di Yogyakarta). (TRU).