Halaman

Jumat, 23 Agustus 2013


Tetap Bergerak menuju Tujuan
 (Press on Toward the Goal)


Ingat....

Ketika AKAL berbisik: MENYERAHLAH..!!
PENGHARAPAN berkata: COBALAH LAGI...

Ketika DUNIA berkata: TIDAK MUNGKIN..!!
TUHAN berkata: ENGKAU PASTI BISA...

Seandainya engkau tidak bisa BERLARI, maka BERJALANLAH dengan konsisten
Seandainya engkau tidak bisa BERJALAN, hanya bisa TERTATIH-TATIH,
maka LAKUKANLAH!!!

Setidaknya engkau TIDAK BERDIAM DIRI,
melainkan tetap BERGERAK menuju TUJUAN HIDUPMU.

Sabtu, 23 Februari 2013


Membangun Motivasi: Dengan Cara yang Berbeda 
(Setelah pertandingan badminton (21/2/2013)

Malam ini ketika bertanding bulutangkis, skor 3 – 12. Selisih skor yang sangat jauh, seperti tak mungkin dikejar. berpikir lepas aja dan kalah, daripada capek ngejar, tapi hati kecil tidak rela, ngalah, kejar, ngalah, kejar, mana yang dipilih??

Tuiiinnngg... tiba-tiba muncul (bukan penampakan lho) tapi kata-kata, kalau sudah turun lapangan koq ga mau usaha menang. Ya, kubangun semangat untuk mengejar lagi, tapi uangel pol, dah ketinggalan skor, kelelahan juga, tapi menyemangati diri, bisa, bisa, bisa....

  Aku punya modal tenang, teknik lumayan, defend mantap, mentalitas tanding teruji, dan terakhir adalah SEMANGAT JUANG. Meskipun unggul teknik tapi kalau tidak memiliki semangat juang, pasti kalah juga. Aku bisa, dan pasti bisa unggul.

Sekarang ganti taktiknya, coba main lob belakang, tp koq lawan hepi aja, mau main netting, giliran akunya yang ga lihai. Akhirnya coba drive datar arah tengah, eh ternyata taktik berjalan, lawan salah tingkah.

Thanks God.

4 – 12

5 – 12

Akhirnya...

12 – 12

Wuih bisa ngejar juga, tapi bola berpindah

Eh, lawan unggul lagi 12 – 14. Waduh, mereka duluan match point, kalau kalah gimana?

Tidak, aku harus menang!!

Akhirnya smes-ku tajam di tengah lapangan, bola berpindah.

Servis cukup tipis di atas net, tidak bisa diserobot lawan, jatuh di lapangan lawan, skor 13 – 14.
Setelah servis, lawan angkat bola, dan ini kesempatan smes kesukaanku, dan kuayun raket,dhesss.... jatuh di sisi lapangan lawan tanpa bisa dijangkau, 14 – 14.

Tak mau berlama-lama, servis dijalankan, lawan coba main netting karena mereka tahu akan kalah di posisi defend. Net silang kiri, silang kanan, waduh...., nekat aja kupancing bola net, tuing...shuttlecock bergulir di net, dan akhirnya masuk.. yessss. 15 – 14

Time out...

Mulai deh dengan skor 15 – 14, langsung poin 16 – 14.
Setelah itu, serba salah, banyak mati sendiri, mana yang bola nyangkut, lob keluar, kalah netting, skor jadi 16 – 20. Ternyata makin tertinggal 16 – 26.

Taktik terbaca...

Aku tak mau kalah...

Coba minta time out, ganti raket tapi pinjaman dari teman satu team.

Mau mengejar selisih 10 poin, jauh. Badan cukup lelah, kaki juga berat. Muncul lagi pikiran untuk mengalah, melepas pertandingan. Kalah, lepas aja, dah ngalah saja daripada capek-capek.

Tidak!! Aku mencoba melawan pikiran buruk.

Sekilas....

Teman-teman satu team begitu tegang mengikuti pertandingannya.
Ada yang bisik-bisik: “ayo ojo ngendo semangat e” (ayo jangan kendur semangatnya)
Yang lain aku mendengar: “dijagakke menang lho” (diharapkan menang lho)
Satu orang lagi, yang memberi pinjaman raket, dari kulihat dari pancaran matanya, pun seolah berkata: “ayo kamu sudah pakai raketku, jangan kecewakan karena kalah.”
Tak ketinggalan juga satu orang lagi, yang mengambilkan minum, berkata: ”nek arep menang kudu tenanan le tanding” (Kalau mau menang ya sungguh-sungguh bertandingnya).

Tersentak oleh kata-kata tadi...

Terbakar semangatku berjuang...

Pelan-pelan 17 – 26
18 – 26
Akhirnya 26 – 26

Sempat goyah dan lawan bisa unggul 26 – 27

Cepat ganti taktik, rotasi dengan cepat kombinasi smes dan netting bisa membuat lawan keteteran.
27 – 27

Berlanjut

28 – 27

29 – 27

Sempat berpindah servis
Untung masih tetap 29 – 27

Coba lagi ajak main netting, seperti yang menutup set pertama.
Shuttlecock jatuh di garis putih dan wasit mengatakan: “masuk”

Yesss...

30 – 27

Kemenangan 30 – 27 menutup pertandingan badminton kami.




Refleksi:

Motivasi yang kuat memang muncul dari dalam diri, tapi terkadang belum cukup untuk menyelsaikan perjuangan sampai garis akhir.

Terkadang untuk menuntaskan perjuangan, Motivasi dari dalam diri pun tak cukup.

Ini saatnya Membangun Motivasi Dengan Cara Yang Berbeda.
seperti dalam pertandingan tadi:
Mereka yang telah mengamati sepanjang pertandingan
Mereka yang telah meminjami raket
Mereka yang telah mengambilkan minum
Mereka yang telah membisikkan kata dukungan

  • Dan, pikirkanlah juga ORANG-ORANG yang MENDUKUNG dan MEMBANTU BERJUANG.
  • Orang tua yang BERSUSAH PAYAH dan BERPELUH bekerja dan mendapatkan uang untuk mendapatkan biaya kuliah.
  • Saudara-saudaramu yang TAK PERNAH LELAH mendoakanmu, menyiapkan dan membawakan barang-barang kebutuhanmu.
  • Guru, dosen, trainer, apapun itu yang SETIA membantu dan mendampingimu belajar, berlatih dan mengasah kemampuanmu hingga menemukan makna kehidupan.
  • Teman-teman yang memberikan WAKTU dan TENAGA, memberikan tumpangan kendaraan, pinjaman alat tulis, maupun ketika mengajakmu makan bersama.
  • Dan, setiap orang yang PEDULI terhadapmu, MENGASIHImu, meski tak pernah diperhitungkan.



“Sekalipun motivasi dari dalam diri habis, setidaknya milikilah motivasi untuk tidak mau mengecewakan mereka yang berjuang untukmu”


Minggu, 17 Februari 2013


Keliling Nusantara: Dengan Cara Yang Berbeda
 (Part - 1)

Dulu waktu kecil aku punya cita-cita keliling Nusantara (wahh...dianggap telalu muluk), Tapi benar, itu menjadi semangat dan motivasi untuk diwujudkan, mungkin orang bilang itu visi, tapi ... monggo, terserah saja yang jelas itu membuatku bersemangat. Apalagi bacaan favoritku adalah Tintin, yang berpetualang keliling dunia. Contohnya Cerutu sang Pharaoh, di Mesir, terus ada Rahasia Pulau Hitam di Skotlandia, lalu Tintin di Tibet, kemudian Penerbangan 714 yang mana Jakarta juga disebutkan dalam cerita. Mau lebih jauh lagi, ada Tawanan Dewa Matahari, di Peru. Bahkan ada yang paling jauh, yaitu Penjelajahan Di Bulan.

Kembali ke awal tadi, mengenai keliling Nusantara, sempat juga memiliki angan menjadi pilot pesawat F-16B Fighting Falcon, (waktu itu termasuk pesawat yang disegani, multirole aircraft), mengapa yang F-16B? Karena kokpit-nya bisa untuk tandem, supaya ada teman yang bisa diajak ngobrol (haha...). Kalau bisa jadi pilot F-16B kan bisa menerbangkan pesawat, terus bisa lihat Nusantara dari atas, asyik...asyik (nyanyi: ku kan terbang tinggi bagai rajawali, melintasi Nusantara).

Sortie pertama dari Yogya Adisutjipto menuju Sabang dan transit di Polonia Medan isi bahan bakar. Kemudian sortie kedua dari Polonia menuju Supadio Pontianak. Sortie ketiga dari Supadio menuju Sam Ratulangi Manado. Sortie keempat dari Sam Ratulangi menuju airport Frans Kaisiepo Biak. Tantangan yang sebenarnya ada di sortie kelima. Rute yang cukup jauh jadi harus membawa extra bahan bakar di pylon bawah, dari Frans Kaisiepo menuju Adisutjipto melewati Arafura, Pulau Timor, Sumba, Bali dan akhirnya landing di Adisutjipto. Benar-benar sebuah angan-angan keliling Nusantara.

Motivasi yang paling kuat adalah motivasi yang muncul dari dalam dirinya. Benar juga!! Motivasi keliling Nusantara itu tetap menyala, meski mimpi jadi pilot nampaknya meredup. Suatu saat melihat bus Antar Lintas Sumatera, mulai berpikir, “wah, tentu mengasyikkan bisa berpetualang naik bus itu menjelajah Sumatera lewat jalur lintas timur sampai Medan.” Tak lama muncul bus Aceh Transport, wow...lebih jauh pasti, tapi apa ya tidak pegel punggung kalau naik bus sampai Aceh (artinya ingin mencoba).

Setelah belasan tahun berkutat di Jawa, akhirnya bisa keluar Jawa, menyeberang ke Madura walau hanya 30 menit lalu kembali ke Jawa, itu tahun 1995 (lumayan lah punya pengalaman). Baru tujuh tahun kemudian benar-benar ke luar Jawa, tahun 2002 menyeberang ke Kalimantan Barat. Ternyata alam yang sangat berbeda, dari Yogya pakai motor, kemudian naik travel ke Semarang (waktu itu 30 ribu sampai di Tanjung Emas). Agak takut juga ketika masuk kapal Dharma Kencana, penumpang membludak, harus berebutan untuk masuk kapal, mana tas ranselku superbesar dan berat, untuk stok 3 hari 3 malam di kapal, terpaksa menimbun 6 botol minuman kemasan, gara-gara informasi di kapal harga air mahal minta ampun.

Di Pontianak, setelah kapal bersambung dengan angkot menuju terminal, akhirnya naiki bus ukuran tiga perempat, menuju Darit (daerah yang benar-benar asing bagiku), setelah sampai Darit, belum finish, masih harus jalan kaki, what??? Iya jalan kaki, tapi bukan masalah jalan kakinya itu, tp butuh 4 jam jalan kaki, tak hanya datar, tapi naik turun lewat hutan dan jalan tanah licin, lengkap sudah demi keliling Nusantara (haha....), dan akhirnya sampai tujuan di desa Sidan.

Sisi baiknya, ketika di pedalaman Kalimantan Barat aku jadi mengenal apa itu Tempoyak Durian, Bekasam, Balenggang, rumah panggung, Ketua Adat, pantangan ini itu, tumis daun katu. Tiap malam mengajari anak-anak membaca, eh tapi lebih pas mengajari mengeja, karena memang baru belajar mengeja huruf-huruf vokal dan konsonan. Setelah itu tidur harus pakai kelambu, mana mau kalau sampai kena Malaria.

Setelah tiga puluh hari berkutat dengan jalan kaki menembus hutan, terpeleset jalan licin, mandi di sungai, nyaris diseruduk babi hutan akhirnya bisa kembali menghirup udara kota Pontianak (senangnya......).

Semangat keliling Nusantara meredup

Ingat..., nyala lilin sekalipun kecil akan tetap mampu memberikan terangnya. Itu juga angan keliling Nusantara masing menyala (sekalipun kecil, bagai nyaris mati tertiup hembus nafas). Kemudian, (terima kasih Tuhan) ada kesempatan mengunjungi ........

(bersambung)



Sabtu, 16 Februari 2013


Menemukan SMS yang isinya ini ...

Dulu...
aku menggenggam banyak hal dalam tanganku
namun aku kehilangan semuanya.

Sekarang...
segala harapan yang kuserahkan dalam tangan Tuhan
selalu kumiliki karena Dia menjaganya untukku

(maknayangselalubaru)