Oleh Trustha Rembaka.
Alor memiliki sejarah budaya yang cukup panjang dan mewariskan beragam artefak dan nilai-nilai hidup. Salah satunya adalah moko, ya, moko. Moko adalah benda dari logam perunggu yang menyerupai gendang, atau istilah lainnya adalah nekara. Moko ini menjadi perangkat penting dalam budaya di Alor sebegai pusaka dan mahar perkawinan. Di Kalabahi ada Museum 1000 Moko yang menyimpan beragam koleksi dan artefak kehidupan tradisional masyarakat Alor, dari perabotan sehari-hari, karya seni dan benda-benda warisan budaya sampai pada tenun dan alat perang. Selain Moko, yang menjadi unggulan dari museum ini, ada juga tenunan khas Alor yang cukup beragam dan bisa dikenal dari motifnya apakah dari Kolana, Pulau Pura, Pantar, Abui, maupun Kabola, dll.
Sedikit naik ke bukit dari Kalabahi ke arah utara, meskipun saat itu nampak carut marut pascasiklon Seroja, pohon-pohon bertumbangan di pinggir jalan, beberapa tiang listrik roboh dan kabel listrik putus, ada kawasan yang namanya Kopidil, yang berada di kawasan Kabola. Kawasan ini berada di perbukitan sehingga jalan harus berkelok-kelok dan mendaki cukup curam. Di kawasan Kopidil sendiri jamak ditemui kopi dan kemiri. Salah satu tempat yang saya datangi adalah kampung adat Kopidil. Masyarakat setempat memperkuat kembali komunitas sosial mereka dengan pertemuan rutin di rumah adat. Sempat juga mengamati baju dari kulit kayu, namanya lupa, tapi cukup unik juga. Namun pengelolaan belum maksimal dan perlu melengkapi dengan informasi cetak tentang rumah adat Kopidil.
Kalau berkunjung ke Alor harus ketemu dengan Dugong! bahwa daya tarik pantai Mali adalah konservasi Dugong di pantai Mali. bagaimanapun caranya keberadaannya harus tetap dijaga, seperti sosialisasi ke nelayan tentang cara berperahu, kecepatannya, lokasi mencari ikannya. Kemudian kepada pengunjung juga mesti menjaga kebersihan pantai dan laut, meski pada kenyataannya masih ada sampah plastik yang ada di lautan. Ini kesempatan yang sangat berharga bisa melihat dugong secara langsung, dan interaksi dengan dugong di lautan.
Desa wisata Takpala, di Lembur, Yesss! Perjalanan menuju lokasi Desa Takpala cukup menanjak dan harus berhati-hati karena aspal sudah mulai rusak dan tepian jalan tidak ada pagar pengaman. Keberadaan kampung adat Takpala memang sudah disiapkan pemerintah sebagai unggulan wisata di Alor dengan bangunan-bangunan tradisionalnya.
Comments
Post a Comment