Halaman

Sabtu, 23 Februari 2013


Membangun Motivasi: Dengan Cara yang Berbeda 
(Setelah pertandingan badminton (21/2/2013)

Malam ini ketika bertanding bulutangkis, skor 3 – 12. Selisih skor yang sangat jauh, seperti tak mungkin dikejar. berpikir lepas aja dan kalah, daripada capek ngejar, tapi hati kecil tidak rela, ngalah, kejar, ngalah, kejar, mana yang dipilih??

Tuiiinnngg... tiba-tiba muncul (bukan penampakan lho) tapi kata-kata, kalau sudah turun lapangan koq ga mau usaha menang. Ya, kubangun semangat untuk mengejar lagi, tapi uangel pol, dah ketinggalan skor, kelelahan juga, tapi menyemangati diri, bisa, bisa, bisa....

  Aku punya modal tenang, teknik lumayan, defend mantap, mentalitas tanding teruji, dan terakhir adalah SEMANGAT JUANG. Meskipun unggul teknik tapi kalau tidak memiliki semangat juang, pasti kalah juga. Aku bisa, dan pasti bisa unggul.

Sekarang ganti taktiknya, coba main lob belakang, tp koq lawan hepi aja, mau main netting, giliran akunya yang ga lihai. Akhirnya coba drive datar arah tengah, eh ternyata taktik berjalan, lawan salah tingkah.

Thanks God.

4 – 12

5 – 12

Akhirnya...

12 – 12

Wuih bisa ngejar juga, tapi bola berpindah

Eh, lawan unggul lagi 12 – 14. Waduh, mereka duluan match point, kalau kalah gimana?

Tidak, aku harus menang!!

Akhirnya smes-ku tajam di tengah lapangan, bola berpindah.

Servis cukup tipis di atas net, tidak bisa diserobot lawan, jatuh di lapangan lawan, skor 13 – 14.
Setelah servis, lawan angkat bola, dan ini kesempatan smes kesukaanku, dan kuayun raket,dhesss.... jatuh di sisi lapangan lawan tanpa bisa dijangkau, 14 – 14.

Tak mau berlama-lama, servis dijalankan, lawan coba main netting karena mereka tahu akan kalah di posisi defend. Net silang kiri, silang kanan, waduh...., nekat aja kupancing bola net, tuing...shuttlecock bergulir di net, dan akhirnya masuk.. yessss. 15 – 14

Time out...

Mulai deh dengan skor 15 – 14, langsung poin 16 – 14.
Setelah itu, serba salah, banyak mati sendiri, mana yang bola nyangkut, lob keluar, kalah netting, skor jadi 16 – 20. Ternyata makin tertinggal 16 – 26.

Taktik terbaca...

Aku tak mau kalah...

Coba minta time out, ganti raket tapi pinjaman dari teman satu team.

Mau mengejar selisih 10 poin, jauh. Badan cukup lelah, kaki juga berat. Muncul lagi pikiran untuk mengalah, melepas pertandingan. Kalah, lepas aja, dah ngalah saja daripada capek-capek.

Tidak!! Aku mencoba melawan pikiran buruk.

Sekilas....

Teman-teman satu team begitu tegang mengikuti pertandingannya.
Ada yang bisik-bisik: “ayo ojo ngendo semangat e” (ayo jangan kendur semangatnya)
Yang lain aku mendengar: “dijagakke menang lho” (diharapkan menang lho)
Satu orang lagi, yang memberi pinjaman raket, dari kulihat dari pancaran matanya, pun seolah berkata: “ayo kamu sudah pakai raketku, jangan kecewakan karena kalah.”
Tak ketinggalan juga satu orang lagi, yang mengambilkan minum, berkata: ”nek arep menang kudu tenanan le tanding” (Kalau mau menang ya sungguh-sungguh bertandingnya).

Tersentak oleh kata-kata tadi...

Terbakar semangatku berjuang...

Pelan-pelan 17 – 26
18 – 26
Akhirnya 26 – 26

Sempat goyah dan lawan bisa unggul 26 – 27

Cepat ganti taktik, rotasi dengan cepat kombinasi smes dan netting bisa membuat lawan keteteran.
27 – 27

Berlanjut

28 – 27

29 – 27

Sempat berpindah servis
Untung masih tetap 29 – 27

Coba lagi ajak main netting, seperti yang menutup set pertama.
Shuttlecock jatuh di garis putih dan wasit mengatakan: “masuk”

Yesss...

30 – 27

Kemenangan 30 – 27 menutup pertandingan badminton kami.




Refleksi:

Motivasi yang kuat memang muncul dari dalam diri, tapi terkadang belum cukup untuk menyelsaikan perjuangan sampai garis akhir.

Terkadang untuk menuntaskan perjuangan, Motivasi dari dalam diri pun tak cukup.

Ini saatnya Membangun Motivasi Dengan Cara Yang Berbeda.
seperti dalam pertandingan tadi:
Mereka yang telah mengamati sepanjang pertandingan
Mereka yang telah meminjami raket
Mereka yang telah mengambilkan minum
Mereka yang telah membisikkan kata dukungan

  • Dan, pikirkanlah juga ORANG-ORANG yang MENDUKUNG dan MEMBANTU BERJUANG.
  • Orang tua yang BERSUSAH PAYAH dan BERPELUH bekerja dan mendapatkan uang untuk mendapatkan biaya kuliah.
  • Saudara-saudaramu yang TAK PERNAH LELAH mendoakanmu, menyiapkan dan membawakan barang-barang kebutuhanmu.
  • Guru, dosen, trainer, apapun itu yang SETIA membantu dan mendampingimu belajar, berlatih dan mengasah kemampuanmu hingga menemukan makna kehidupan.
  • Teman-teman yang memberikan WAKTU dan TENAGA, memberikan tumpangan kendaraan, pinjaman alat tulis, maupun ketika mengajakmu makan bersama.
  • Dan, setiap orang yang PEDULI terhadapmu, MENGASIHImu, meski tak pernah diperhitungkan.



“Sekalipun motivasi dari dalam diri habis, setidaknya milikilah motivasi untuk tidak mau mengecewakan mereka yang berjuang untukmu”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar