Oleh Trustha Rembaka
Perjalanan
kami ke Waerebo tak lepas dari kepingan kisah di 2016, Ya, ketika itu ada event
Big Sale Gramedia Open Warehouse. Woooowww,
ini kesempatan baik, pikirku, saat melihat publikasinya, dengan buku-buku berkualitas,
inspiratif dan murah. Akhirnya kami bertiga datang untuk ‘berburu’ buku. Meski
berjubel, pengunjung yang sama-sama antusias, sebagian area gudang juga berdebu
dan buku-buku berserakan, tak menyurutkan semangat kami memilih buku yang
cocok.
Setelah keliling ke sana kemari dan mendapatkan beragam buku kami mengantri di kasir. Ketika mengantri, mataku tertuju pada tumpukan buku-buku yang berdebu, dan di tumpukan paling atas ada buku biru bergambar rumah berbentuk kerucut dengan judul ‘Pesan Dari Waerebo’. Aku pegang buku itu dan bimbang antara ambil atau tidak. Aku memutuskan untuk membeli buku itu!
Sesampainya
di rumah, aku langsung membaca buku itu, bahkan berulang-ulang. Aku merasa kagum
dengan Waerebo dan sejarah, keunikan dan perlu perjuangan untuk datang ke sana.
Sebuah desa kecil di lembah diapit bukit yang berusaha menjaga warisan
tradisionalnya. Awalnya ada tujuh rumah tradisional tetapi tak lengkap lagi,
karena seiring perjalanan waktu rumah-rumah itu menjadi puing. Namun tetap ada
sepercik harapan penduduk setempat bahwa rumah-rumah itu akan terbangun lengkap
kembali. Spirit dan inspriasi yang aku temukan dari buku itu membangkitkan aku untuk
‘berani bermimpi’ sampai di tempat itu, someday! it will be really special kalau bisa sampai di Waerebo.
Comments
Post a Comment